Tips Menghindari Budaya Nyampah untuk Sukseskan Green Movement
Gaya Hidup

Tips Menghindari Budaya Nyampah untuk Sukseskan Green Movement

Green movement merupakan suatu gerakan penghijauan untuk lingkungan yang lebih baik dengan cara menerapkan hidup ramah lingkungan. Di Indonesia, gerakan ini semakin digencarkan mengingat akhir-akhir Indonesia sering mengalami permasalahan lingkungan. Salah satu adalah dengan menghindari budaya nyampah.

Setiap harinya, ada sekitar 11.330 ton per hari sampah yang dihasilkan di Indonesia. Jika diakumulasi dalam satu tahun, maka sampah yang dihasilkan bisa mencapai 4 .078.800 ton. Itu berarti, setiap orang rata-rata menghasilkan sampah 0,05 kg per hari. Dapat dibayangkan, jika kenaikan jumlah sampah tidak diimbangi dengan penanganan yang baik, maka akan merusak lingkungan.

Kesuksesan gerakan penghijauan dengan menghindari budaya nyampah ini tentunya tak lepas dari turun tangan dari kita semua. Apalagi terkait sampah, yang merupakan material sisa yang tidak diinginkan dan dibuang karena tidak terpakai lagi. Perlu adanya dukungan massive dan kesadaran dari seluruh masyarakat Indonesia.

Dimulai dari diri sendiri, berikut beberapa tips menghindari budaya nyampah yang bisa Anda lakukan, di antaranya:

1. Tidak Membuang Sampah Sembarangan

Tips menghindari budaya nyampah ini pasti sering kamu dengar, bukan? Membuang sampah di sembarang tempat merupakan ciri orang yang tidak “beradab”. Karena akan mencemari lingkungan, baik darat, udara, maupun perairan.

Selain itu, bisa mengancam keselamatan hewan dan tumbuhan dan merusak ekosistemnya. Sampah yang menumpuk menjadi tempat bersarangnya bakteri dan kuman yang merupakan penyebab utama dari suatu penyakit.

Dengan membuang sampah pada tempatnya, tentu akan memudahkan proses pengelolaan sampah yang dapat didaur ulang. Anda bisa menyediakan tempat sampah dengan jumlah yang cukup di rumah, kantor, sekolah, atau tempat lainnya.

Baca Juga: Pentingnya Green Marketing Bagi Seller Tak Lepas dari Konsep 4P

2. Memisahkan Sampah Berdasarkan Jenisnya

Sampah terdiri dari dua jenis, organik dan non organik. Sampah organik memiliki bahan penyusun berasal dari tumbuhan dan hewan dengan waktu penguraian relatif singkat.

Sementara sampah non organik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui yang memerlukan waktu penguraian lama, hingga ratusan tahun. Bahkan sampah non organik berupa styrofoam tidak dapat hancur melalui proses alami.

Hal inilah yang membuat kita perlu memisahkan sampah pada tempatnya sesuai jenisnya. Misalnya, memisahkan tempat sampah organik dan non organik. Gerakan ini akan memudahkan pembuangan dan pengolahan kembali.

3. Mengurangi Pemakaian Plastik dan Bahan Pembungkus Lainnya

Plastik memerlukan waktu 50 – 100 tahun untuk dapat terurai seluruhnya, sedangkan kantung plastik memerlukan waktu 10 – 20 tahun untuk hancur. Untuk itu, sebagai pendukung green movement Anda perlu mengurangi pemakaian plastik. Misalnya dengan cara membawa kantong belanja sendiri saat belanja ke mall, toko atau supermarket.

Anda juga bisa membeli produk dengan meminimalkan bungkus, baik makanan maupun produk lainnya. Karena seringkali suatu produk dibungkus secara berlebihan dan ini akan menjadi sampah.

Di samping itu, membeli produk yang bisa diisi ulang akan mengurangi sampah dari botol bekas kemasannya. Misalnya dengan membeli botol permanen yang bisa dipakai berulang-ulang. Sehingga Anda tinggal mengisi ulang airnya saja, tanpa perlu membeli botol lagi. Tindakan lainnya dari tips menghindari budaya nyampah yang satu ini adalah dengan menggunakan jasa pengiriman barang dengan kemasan yang ramah lingkungan.

Baca Juga: Tips dan Trik Menata Ruang Kerja untuk Bisnis Baru

4. Ingatkan jika Orang Lain Sering Nyampah

Tidak ada salahnya dan jangan sungkan untuk mengingatkan orang lain yang sering nyampah. Hanya dengan mengingatkan, Anda sudah ikut serta menyelamat lingkungan sekitar dan masa depan anak cucu.

5. Melakukan Reduce, Reuse, dan Recycle

Tips menghindari budaya nyampah yang terakhir adalah dengan melakukan 3 langkah berikut: reduce (kurangi), reuse (gunakan kembali), recycle (olah kembali).

Reduce adalah gerakan untuk mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Reuse adalah gerakan untuk menggunakan kembali sampah yang masih bisa digunakan untuk fungsi yang sama atau berbeda. Sementara recycle merupakan tindakan green movement terkait sampah dengan mengolah kembali (mendaur ulang) sampah menjadi produk baru yang bermanfaat.

Gerakan reuse dan reduce bisa Anda lakukan sendiri di rumah. Sementara untuk recycle, mungkin Anda membutuhkan orang lain atau organisasi lain untuk membantu mengatasi sampah yang Anda hasilkan. PaxelRecycle hadir membantu Anda dalam mengolah kembali sampah dengan mempercayakan Waste4Change; penyedia solusi pengelolaan sampah (waste management) yang bertanggung jawab dan terpercaya.

Jadi, masalah sampah yang bisa diolah kembali segera teratasi. Terutama untuk sampah-sampah yang dihasilkan dari aktivitas corporate. Anda bisa menggunakan layanan PaxelRecycle hanya dengan aplikasi Paxel di Android maupun iPhone yang multifungsi (bisa untuk kirim dan titip paket, order online makanan, hingga membantu mengolah sampah).

Baca Juga: 9 Fitur Ciamik Aplikasi Paxel, Kirim Paket Lebih Mudah

Demikian tips menghindari budaya nyampah sebagai bagian dari green movement yang bisa Anda terapkan, baik di rumah, sekolah, kantor, hingga lingkungan masyarakat lainnya. Jika kita melakukan tindakan tersebut dengan maksimal, maka kita turut serta dalam menyelamatkan bumi dan masa depan anak cucu kita. Yuk peduli lingkungan dengan menghindari budaya nyampah, mulai dari sekarang!

Nur Atinal Khusna
I'm passionate about a SEO copywriting and a data analyst. Lifelong learner in developing skills and mindsets to be professional, disciplined, consistent, and full of integrity.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *